1. Pengingat Akan Kelemahan Manusia
Kebakaran menjadi pengingat bahwa manusia adalah makhluk yang lemah di hadapan Allah. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini terjadi tanpa kehendak-Nya. Allah SWT berfirman:
وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلَّا بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan di sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu."(QS. Al-Hijr: 21)
Musibah ini mengingatkan kita untuk senantiasa bergantung kepada Allah dan tidak sombong atas kemampuan manusia yang terbatas.
2. Ujian Keimanan dan Kesabaran
Musibah seperti kebakaran adalah ujian untuk mengukur kesabaran dan keimanan. Allah SWT berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ"Dan sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar."(QS. Al-Baqarah: 155)
Rasulullah SAW bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ"Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, baik itu kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, atau kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya."(HR. Bukhari dan Muslim)
3. Pengingat Tentang Fana-nya Dunia
Kebakaran yang menghancurkan harta benda mengajarkan bahwa dunia ini fana dan sementara. Allah SWT berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan, dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak..."(QS. Al-Hadid: 20)
Musibah ini menjadi pengingat agar manusia lebih fokus pada amal ibadah dan mempersiapkan kehidupan akhirat.
4. Membangkitkan Solidaritas dan Kepedulian Sosial
Musibah menjadi sarana untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam."(HR. Muslim)
5. Kesempatan untuk Muhasabah Diri
Musibah adalah peluang untuk introspeksi. Allah SWT berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ"Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu."(QS. Asy-Syura: 30)
Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) ketika ditimpa musibah, karena itu adalah bentuk kepasrahan kepada Allah.
6. Tanda Keadilan Allah
Bagi mereka yang kehilangan harta benda, musibah adalah ujian yang akan diganti dengan sesuatu yang lebih baik di akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا آَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا"Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah, lalu ia berkata: 'Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma’jurni fi musibati wakhluf li khairan minha (Ya Allah, berikanlah aku pahala dalam musibahku dan gantilah untukku yang lebih baik darinya),' kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan menggantikannya dengan yang lebih baik."(HR. Muslim)